Tuesday, May 19, 2009

Teh Botol Mengandung Racun

Dari dulu kita udah curiga. Teh kaya gitu doang kok bisa jauh lebih populer dari soft drink impor. Ternyata ini jawabannya.

Marini tidak mengerti kenapa anaknya bertingkah aneh malam itu, terus-terusan rewel. "Rasanya dia tidak sakit apa-apa." Sudah tiga dokter yang dia temui, semuanya menunjukkan gejala kecanduan yang akut. Tapi kecanduan apa, anaknya belum bisa bicara, bagaimana dia bisa cari tahu?

Sampai akhirnya dia menemukan berita mengenai kandungan berlebihan hidroxylic acid (atau nama resminya dalam format IUPAC adalah dihidrogen monoksida) di dalam Teh Botol Sosro dari internet. Ia langsung ingat, anaknya tadi siang baru saja menghabiskan tiga botol teh yang dibungkus dalam berbagai kemasan dan merk ini. Celaka!

Ya, selama ini orang menganggap Teh Botol Sosro dibuat dari daun teh alami seperti yang diiklankan. Nyatanya itu semua bohong, daun teh hanyalah sebagian kecil dari bahan utama. Hidroxylic acid lah yang bertahun-tahun telah dipakai sebagai bahan utama teh botol sosro, sehingga menyebabkan teh ini terasa lebih enak daripada merk-merk lain.

Scientist dari seluruh Universitas terkenal di Amerika sepakat, tanpa kita sadari hydroxylic acid sudah menguasai industri makanan. Dengan adanya hydroxylic acid, rasa pahit yang sering muncul bila kita memakai pemanis buatan bisa hilang tidak bersisa. Nyaris tidak ada makanan dan minuman olahan yang tidak disentuh bahan ini. Dalam batasan wajar memang bisa berguna bagi tubuh kita, dan tubuh kita punya mekanisme untuk menetralisir kelebihan zat ini. Namun begitu melebihi ambang batas, tidak ada satupun manusia yang bisa selamat.

Gejala kelebihan hydroxylic acid meliputi pusing, diare, pecahnya sel-sel tubuh (plasmolisis) , bahkan jika konsentrasinya di dalam tubuh naik signifikan, bisa menyebabkan rusaknya sel batang otak (neurolisis) dan kematian mendadak. Hal ini telah memusingkan banyak petugas medis di dunia. "Sedetik saja gejala kelebihan ini terlambat ditangani, nyawa pasien melayang," jawab Dr. Priyadi Handoko, ahli kesehatan dari IKDN. Kalau sudah begini, pengobatannya bisa sampai jutaan rupiah. Lalu mampukah orang-orang seperti Marini menyembuhkan anaknya?

Yang membuat masalah ini jadi runyam adalah tidak adanya regulasi pemerintah tentang penggunaan hydroxylic acid dalam industri. Pemakaiannya tercampur baur. Data menunjukkan bahwa sebagian besar industri berbahaya memakai Hydroxylic acid. Reaktor nuklir, pabrik pupuk, pewarna tekstil, semua memakai bahan yang termasuk kategori senyawa kuat ini dalam konsentrasi tinggi.

Bahkan beberapa tahun belakangan hydroxylic acid juga dipakai sebagai agen reaktif dalam pengangkatan minyak bumi. Dengan bantuan hydroxylic acid, sumur-sumur tua bisa kembali berproduksi.

Saat dihubungi, Humas PT Sosro tidak berkomentar banyak. "Kami sudah menggunakannya secara bertanggung jawab. Seluruh lini produk Teh Botol Sosro sudah lewat pengawasan badan POM". Masalahnya, berapa kadar hydroxylic acid dalam makanan yang bisa dianggap bertanggung jawab? Kenapa selama ini terkesan ditutup-tutupi dari sorotan publik? Saat pertanyaan itu diajukan, "Brak!", telepon dibanting.

Hydroxylic acid adalah simbol keangkuhan industri besar makanan. Penggunaannya tidak melalui transparansi yang jelas. Bahkan bahayanya tidak pernah diumumkan ke masyarakat.. Tutup matanya pemerintah terhadap isu ini wajar jika menimbulkan kecurigaan, berapa besar dana gelap yang sudah mengalir untuk menyembunyikan bau busuk isu hydroxylic acid? Merk apa saja yang sudah nekat memakai hydroxylic acid demi mendapatkan keuntungan besar?

Kini anak Marini masih tergolek di tempat tidur dengan menangis. Marini bingung, apa yang harus dilakukan sekarang. Untuk mengobati kecanduan anaknya, dia tidak punya biaya..

Please spread the words. Sebarkan berita ini kepada orang-orang yang kamu sayangi, sebelum semuanya terlambat! Perangi hydroxylic acid!

Perangi Teh Botol Sosro!



No comments:

Post a Comment