Thursday, April 16, 2009

Vaginoplasty Bikin Seks Makin Greng


Semakin meningkat saja jumlah pasien yang meminta vaginoplasty atau operasi pengencangan vagina akhir-akhir ini. Bisa dimengerti, jika seks telah mencapai tahap tidak menyenangkan, hubungan suami-istri bakal terpengaruh. Banyak pasien mempunyai penurunan pada tulang panggul.

Dengan vaginoplasty, jaringan perineal diperbaiki dan otot panggul disambung dengan cara menjahitnya. Kulit vagina akan dibuat rapih sesuai dengan kencangnya otot panggul. Operasi tersebut bisa dilakukan dengan memakan waktu satu hari, dengan sedikit rasa sakit dan komplikasi minim. Tentu saja harus dilakukan oleh dokter ahli.

Kulit vagina tidak dibuang terlalu banyak karena dapat menimbulkan komplikasi setelahnya, seperti rasa sakit ketika berhubungan seks. Setiap masalah yang terjadi harus diselesaikan saat itu juga. Ini adalah usaha untuk mendapatkan “ukuran yang sempit” untuk meningkatkan rangsangan terhadap jaringan vulval dan vaginal.

Vaginoplasty dapat dilakukan dengan atau tanpa pemakaian laser, tetapi prinsip operasinya tetaplah sama. Komplikasi seperti pendarahan dan infeksi jarang terjadi. Takut yang biasa dialami beberapa wanita adalah vagina menjadi terlalu sempit sehingga hubungan seks menjadi tidak menyenangkan.

Kesuksesan vaginoplasty tergantung secara personal dan subyektif, terhadap operasinya, pasien, atau pasangannya. Ukuran kesuksesan yang sebenarnya adalah bila ketiga pihak merasa puas. Penting bagi dokter bedah untuk peka terhadap aspek emosional pasien dan pasangannya karena ini dapat membantu menaikkan rasio keberhasilan.

Kebanyakan pasien yang melakukan vaginoplasty adalah mereka yang sedang mengalami menopause awal dan mereka yang berusia 30-an. Mereka mengaku mendapatkan sensasi dan kepuasan seksual yang lebih baik, termasuk jalinan hubungannya, setelah operasi ini (vaginoplasty).

Namun, penting untuk diketahui pula bahwa organ seks yang paling hebat adalah yang berada di antara telinga, yaitu otak. Rangsangan terhadap klitoris dan vulva akan diterima melalui foreplay, mengirimkan sinyal-sinyal positif ke otak, yang pada akhirnya memberikan kepuasan seksual. Akan tetapi, rangsangan vaginal/vulval masih membutuhkan sesuatu yang “pas”. Sementara itu, vaginoplasty bukanlah satu-satunya pemecahan masalah untuk meningkatkan kehidupan seks, tidak bisa disangkal bahwa sesuatu yang pas adalah sesuatu yang terjadi di tempat tidur.



No comments:

Post a Comment